Tanggamus

Viral Oknum Guru Tendang Wajah Siswa di Tanggamus, Kemenag Lampung Angkat Bicara

Tanggamus – Jagat maya dihebohkan dengan beredarnya video seorang oknum guru yang menendang wajah muridnya di MTs Mathla’ul Anwar, Kabupaten Tanggamus.

Dalam video tersebut, suasana kelas awalnya tampak normal. Seorang siswa terlihat mendatangi guru yang tengah bersandar di meja, sambil merapikan seragam pramuka yang dikenakannya. Namun, setelah siswa itu menghadap dan diminta duduk, oknum guru tersebut tiba-tiba melayangkan tendangan ke arah wajahnya.

Kapolres Tanggamus, AKBP Rahmad Sujatmiko, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menyebut pihak kepolisian telah mendatangi sekolah terkait viralnya video itu.

“Kami sudah mendatangi pihak sekolah atas viralnya video tersebut. Sudah terjadi mediasi antara kedua belah pihak,” jelasnya, Senin (29/9/2025).

Rahmad menambahkan, pihak sekolah dan keluarga siswa sepakat menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
“Kedua belah pihak sepakat berdamai. Mereka menyatakan saling memaafkan, tidak akan memperpanjang masalah ini, serta tidak akan saling menuntut di kemudian hari sepanjang menaati isi kesepakatan,” ujarnya.

Menanggapi kasus tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Lampung turut angkat bicara. Plt Kepala Kanwil Kemenag Lampung, Erwinto, menegaskan bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan di lingkungan pendidikan.

“Kami sangat menyesalkan dan prihatin atas tindakan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut. Perilaku kekerasan tidak sesuai dengan misi madrasah sebagai ruang pembinaan karakter dan akhlak mulia,” kata Erwinto saat dikonfirmasi, Senin (29/9/2025).

Menurutnya, tindak kekerasan fisik bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan Islam maupun prinsip perlindungan anak. Hal ini juga tidak sejalan dengan konsep pendidikan yang dikembangkan Kemenag, yakni kurikulum cinta.

“Kami telah menginstruksikan Kepala Kemenag Kabupaten Tanggamus untuk menindaklanjuti kejadian ini dengan pemeriksaan, klarifikasi mendalam, serta memberikan pendampingan psikologis kepada siswa korban,” jelasnya.

Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi tenaga pendidik.
“Mendidik dengan cinta, kesabaran, dan teladan jauh lebih bermakna dibandingkan tindakan kekerasan. Kami berkomitmen memastikan madrasah tetap menjadi lembaga pendidikan yang aman, nyaman, dan berakhlak mulia,” tandas Erwinto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *